Teks Biografi: Pengertian, Ciri, Struktur, dan Contoh8 min read
Reading Time: 6 minutesHai, teman ambis! Apakah kalian pernah membaca buku biografi tokoh-tokoh penting di Indonesia seperti buku biografi Ir. Soekarno, B.J Habibie, R.A. Kartini, atau tokoh-tokoh terkenal lainnya? Nah, bacaan tersebut termasuk biasa disebut sebagai teks biografi. Membaca teks biografi terkadang membuat kita mendapatkan inspirasi dan banyak pelajaran dari tokoh tersebut. Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas bersama-sama mengenai pengertian, ciri-ciri, struktur, dan contoh teks biografi. Yuk, langsung kita simak bersama!
Pengertian
Teks biografi merupakan teks yang berisi perjalanan hidup atau riwayat hidup seorang tokoh ternama. Teks biografi juga didefinisikan sebagai sebuah teks yang menceritakan kisah hidup seseorang yang memiliki nilai-nilai yang patut diteladani. Teks biografi ditulis oleh orang lain. Penulisannya mencakup latar belakang kehidupan tokoh, permasalahan yang dihadapi, dan penghargaan atau kelebihan-kelebihan tokoh yang menginspirasi. Di samping teks biografi, ada pula teks autobiografi. Perbedaan dari kedua teks ini terletak pada penulisnya. Teks biografi ditulis oleh orang lain, sedangkan teks autobiografi ditulis oleh diri sendiri. Teks biografi bersifat faktual, artinya teks ini ditulis sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Beberapa hal penting yang ditulis dalam teks biografi antara lain latar belakang keluarga tokoh, riwayat pendidikan tokoh, riwayat pekerjaan tokoh, prestasi tokoh, dan informasi lain yang mendukung biografi tokoh.
Ciri-Ciri Teks Biografi
Untuk mengidentifikasi suatu teks termasuk dalam teks biografi cukup mudah dilakukan karena teks ini berisi perjalanan hidup suatu tokoh ternama. Teks biografi sebagai teks yang menceritakan tahapan kehidupan seseorang ini memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan teks lain. Ciri-ciri teks biografi antara lain:
- Memuat fakta, data-data dalam teks biografi ditulis berdasarkan fakta yang telah ditelusuri kebenarannya, bukan berasal dari imajinasi seseorang yang bersifat fiksi.
- Memiliki konflik masalah, teks biografi yang menceritakan perjalanan hidup seseorang memuat masalah atau kendala yang dihadapi orang tersebut yang memiliki nilai-nilai keteladanan dan mampu menghidupkan cerita.
- Mengandung pesan atau amanat, pesan atau amanat dalam teks biografi berisi peristiwa yang dialami tokoh yang menginspirasi atau mengandung nilai-nilai yang dapat diteladani.
- Memiliki struktur atau kerangka waktu yang jelas.
- Menceritakan sejarah pengalaman hidup seseorang.
- Memiliki struktur yang baku, meliputi orientasi, peristiwa dan masalah, dan reorientasi.
- Bersifat inspiratif, artinya teks biografi mampu menginspirasi pembaca melalui kisah tokoh yang diceritakan.
- Berbentuk narasi yang dikemas dengan bahasa menarik dan memotivasi.
Struktur Teks Biografi
Struktur teks biografi terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Orientasi
Orientasi merupakan bagian awal teks biografi yang berisi pengenalan tokoh dan latar belakang peristiwa yang dialami tokoh. Umumnya, bagian orientasi menjelaskan kelahiran seorang tokoh, silsilah keluarga tokoh, atau masa kecil yang dialami tokoh. Orientasi bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami informasi awal sebelum masuk pada jalan cerita.
2. Peristiwa dan Masalah
Peristiwa dan masalah berisi urutan peristiwa yang dialami tokoh sepanjang hidupnya. Bagian ini disusun secara kronologis, artinya sesuai urutan waktu peristiwa yang terjadi. Bagian ini merupakan bagian inti dari teks biografi karena memuat perjalanan hidup sang tokoh yang dapat diambil hikmahnya atau dapat diteladani.
3. Reorientasi
Bagian reorientasi berisi komentar penulis atau simpulan mengenai peristiwa yang dialami tokoh pada bagian sebelumnya. Reorientasi yang berperan sebagai penutup teks biografi ini bersifat opsional. Reorientasi bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami peristiwa yang dialami tokoh dan memahami alasan mengapa tokoh tersebut patut dijadikan teladan.
Kaidah Kebahasaan
Teks biografi memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut:
1. Menggunakan kata ganti atau pronomina orang ketiga tunggal
Teks biografi ditulis dengan sudut pandang orang ketiga serba tahu dan menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal, seperti ia, dia, dan beliau.
2. Menggunakan kata kerja aksi
Kata kerja aksi atau tindakan digunakan dalam penulisan teks biografi. Kata kerja ini menunjukkan kegiatan, tindakan, atau perbuatan yang sedang dilakukan tokoh, misalnya berjalan, melempar, menulis, berangkat, dan sebagainya.
3. Menggunakan kata adjektiva untuk menjelaskan sifat atau watak tokoh
Adjektiva atau kata sifat adalah kelas kata yang memberikan penjelasan lebih khusus atau spesifik tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina atau pronomina dalam suatu kalimat. Dalam teks biografi, adjektiva digunakan untuk menggambarkan watak tokoh yang diceritakan, misalnya ulet, rajin, pintar, tampan, dan sebagainya.
4. Menggunakan kata kerja pasif
Kata kerja pasif merupakan bentuk kata kerja yang subjeknya dikenai pekerjaan. Ciri utama kata kerja pasif adalah adanya imbuhan di- dan ter- di awal kata. Kata kerja pasif digunakan dalam teks biografi untuk menjelaskan tindakan atau perbuatan yang terjadi pada tokoh, misalnya dipilih, diangkat, dinamai, diberi, dan sebagainya.
Langkah-Langkah Menulis Teks Biografi
Langkah-langkah menulis teks eksplanasi terbagi dalam empat tahap, yaitu
- mengumpulkan informasi atau data mengenai tokoh yang akan diceritakan melalui kegiatan wawancara, observasi, studi pustaka, dan sebagainya,
- memilah data yang telah dikumpulkan,
- menyusun kerangka tulisan dengan memerhatikan kaidah kebahasaan, dan
- mengembangkan kerangka tulisan menjadi sebuah teks biografi yang utuh dan sesuai dengan struktur teksnya.
Contoh Teks Biografi
Sapardi Djoko Damono, Pujangga yang Abadi dalam Karya-Karyanya
Sapardi Djoko Damono atau yang kerap dipanggil SDD merupakan seorang pujangga terkemuka di Indonesia yang telah melahirkan banyak karya sastra. Ia lahir di Surakarta, 20 Maret 1940 dari pasangan Sadyoko dan Saparian. Sapardi menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai dua orang anak, Rasti Sunyandani dan Rizki Henriko. Sapardi dikenal dengan puisi-puisinya yang sarat makna kehidupan. Selain sebagai penyair, Sapardi juga dikenal sebagai dosen sastra, kritikus sastra, pengamat sastra, dan pakar sastra. Sebelum menjelajah dunia sastra, ia menghabiskan masa mudanya di Kota Surakarta, dimulai dari ia yang menjalani pendidikan dasar di SD Kesatryan Keraton Surakarta, lalu pendidikan menengah di SMP Negeri 2 Surakarta (lulus 1955) dan SMA Negeri 2 Surakarta (lulus 1958).
Semasa mudanya, Sapardi suka menulis dan mengirimkan karyanya ke berbagai majalah. Kesukaannya pada menulis berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di Jurusan Sastra Barat, Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sapardi juga menempuh studi di University of Hawaii, Honolulu, lalu menempuh program doktor di Fakultas Sastra UI dan lulus pada tahun 1989.
Setelah lulus kuliah di tahun 1964, Sapardi menjadi pengajar di Fakultas Keguruan Sastra dan Seni, IKIP Malang sampai tahun 1968. Ia sempat bekerja di Semarang lalu pindah ke Jakarta untuk menjadi direktur pelaksana Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah sastra Horison pada tahun 1973. Sejak 1974, ia mengajar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Tahun 1989, Sapardi memperoleh gelar doktor dalam ilmu sastra dengan disertasi yang berjudul “Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur”. Lalu pada tahun 1995 ia dikukuhkan sebagai guru besar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Sebelum diangkat sebagai guru besar, Sapardi ditunjuk sebagai Dekan Fakultas Sastra UI periode 1995-1999.
Selain bekerja sebagai dosen di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, Sapardi pernah menjabat Direktur Pelaksana “Yayasan Indonesia” Jakarta (1973-1980), redaksi majalah sastra Horison (tahun 1973), sebagai Sekretaris Yayasan Dokumentasi Sastra H.B. Jassin (sejak 1975), sebagai anggota Dewan Kesenian Jakarta (1977-1979), sebagai anggota redaksi majalah Pembinaan Bahasa Indonesia, Jakarta (sejak 1983), sebagai anggota Badan Pertimbangan Perbukuan Balai Pustaka, Jakarta (sejak 1987), sebagai Sekretaris Yayasan Lontar, Jakarta (sejak 1987), dan sebagai Ketua Pelaksana Pekan Apresiasi Sastra 1988, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta (1988). Bersama John H. McGlynn, Goenawan Mohamad, Subagio Sastrowardoyo, dan Umar Kayam, Sapardi mendirikan Yayasan Lontar di tahun 1987. Setelah purnatugas sebagai dosen UI pada 2005, Sapardi mengajar di Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta. Selama masa mengajar, ia tetap menulis karya fiksi maupun nonfiksi.
Selain aktif dalam bidang sastra dan pendidikan, Sapardi juga sering menghadiri berbagai pertemuan internasional. Tahun 1971 ia menghadiri Translation Workshop dan Poetry International, Rotterdam, Belanda. Kemudian pada tahun 1978 ia menghadiri Seminar on Literature and Social Change in Asia di Australia National University, Camberra, dan sebagai penulis dalam Festival Seni di Adelaide. Ia mengikuti Bienale International de Poesie di Knokke-Heusit, Belgia di tahun yang sama. Sejak 1978, Sapardi menjabat Country Editor majalah Tenggara Journal of Southeast Asian Literature, Kuala Lumpur. Sejak 1982, ia tercatat sebagai anggota penyusun Anthropology of Asean Literature, COCI, ASEAN. Lalu tahun 1988 Sapardi menjadi panelis dalam diskusi dan sebagai anggota Komite Pendiri Asean Poetry Centre di Bharat Bhavan, Bhopal, India.
Kiprah Sapardi dalam dunia sastra dan pendidikan terus berkembang dari waktu ke waktu. Peranannya dalam sastra Indonesia juga penting, terlihat dari A. Teeuw dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989) yang menyatakan bahwa Sapardi adalah seorang cendekiawan muda yang mulai menulis sekitar tahun 1960. Sapardi adalah seorang penyair yang orisinil, kreatif, dan selalu menghadirkan pembaruan dalam setiap puisinya.
Karya-karya Sapardi antara lain, Duka-Mu Abadi (1969), Mata Pisau (1974), Akuarium (1974), Perahu Kertas (1983), Sihir Hujan (1984), Hujan Bulan Juni (1994), Arloji (1998), Ayat-Ayat Api (2000), Mata Jendela (2000), dan Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro (2003). Kumpulan cerpennya yang berjudul Pengarang Telah Mati terbit di 2001. Tahun 2009 terbit kumpulan sajaknya yang berjudul Kolam.
Selain menulis karya sastra, Sapardi juga menulis buku nonsastra yang penting, di antaranya Sastra Lisan Indonesia (1983), ditulis bersama Subagio Sastrowardoyo dan A. Kasim Achmad. Seri Bunga Rampai Sastra ASEAN, Dimensi Mistik dalam Islam (1986), terjemahan karya Annemarie Schimmel “Mystical Dimension of Islam”, salah seorang penulis, Jejak Realisme dalam Sastra Indonesia (2004), Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978), Politik Ideologi dan Sastra Hibrida (1999), Priayi Abangan: Dunia Novel Jawa 1950 (2000), Pegangan Penelitian Sastra Bandingan (2005), Babad Tanah Jawi (2005; penyunting bersama Sonya Sondakh, terjemahan bahasa Indonesia dari versi bahasa Jawa karya Yasadipura, Balai Pustaka 1939), Bilang Begini, Maksudnya Begitu (2014), buku apresiasi puisi, Alih Wahana (2013), Kebudayaan (Populer) (di Sekitar) Kita (2011), dan Tirani Demokrasi (2014).
Penghargaan-penghargaan yang pernah diraih Sapardi di antaranya, Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putra (Malaysia, 1983), Dewan Kesenian Jakarta (1984), Mataram Award (1985), SEA Write Award (Thailand, 1986), Anugerah Seni Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996), The Achmad Bakrie Award for Literature (Indonesia, 2003), Khatulistiwa Award (2004), Akademi Jakarta (2012), dan ASEAN Book Award (2018).
Sapardi meninggal dunia pada 19 Juli 2020 di Rumah Sakit Eka BSD, Tangerang Selatan, setelah sempat dirawat karena penurunan fungsi organ tubuh. Hingga hari Minggu pukul 08.00 ia masih dapat berkomunikasi. Namun setelah intervensi pada paru-parunya guna mengeluarkan dahak, ia tidak memberi respons hingga dinyatakan terminal pada 09.17. Meskipun telah tiada, sosok Sapardi akan tetap abadi dalam sajak-sajak tak terperi.
Nah, jadi semakin paham dengan materi teks biografi kan sekarang. Sebagai latihan, kamu bisa mencoba untuk menulis biografi dari tokoh yang menginspirasimu atau bahkan menulis teks biografi dirimu sendiri, lho! Selain teks anekdot, masih banyak lagi materi bahasa Indonesia yang wajib kamu pelajari untuk diterapkan dikehidupan sehari-hari, lho! Materi-materi lainnya bisa kamu pelajari bareng guru les privat bahasa Indonesia di Teman Belajar. Yuk, pesan guru les privatmu sekarang, karena di Teman Belajar #SemuaAdaGurunya.
